Kalo World Cup 2010 di Afsel kemarin hadir dengan terompet berisik Vuvuzela sebagai sisi unik turnamen, di Copa America 2011 ini ada 1 hal yang tak kalah unik, Pilox putih yang dibawa wasit di lapangan. Agak terkejut ketika lapangan terdapat garis putih saat pemain akan melakukan free kick. Ternyata warna tersebut disemprotkan wasit dari kaleng kecil sesaat setelah terjadi pelanggaran di dekat kotak penalti tim lawan. Hal ini dilakukan agar penendang tidak mangambil untung dengan memajukan letak bola lebih ke depan dari area terjadinya pelanggaran. Sebuah alternatif terobosan baru untuk menciptakan sepakbola yang lebih fairplay ? Apalah itu, tapi hal ini merupakan hal baru & unik yang saya liat dalam sepakbola. Tentu saja manual, tanpa ada campur tangan teknologi yang selama ini diperdebatkan untuk kemajuan sepakbola. Mempertahankan tradisi manusiawi dalam drama sepakbola sepertinya lebih menjadi pilihan, meski terkadang keputusan manusiawi dari seorang wasit bisa menjadi 2 sisi berlawanan, merugikan suatu tim, tapi di sisi lain bisa menjadi cerita yang jadi perbincangan para penikmat sepakbola.

Pilox seberat 115 gram berwarna putih yang sifatnya non-kontaminasi ini bisa digunakan pada rumput, rumput sintetis atau tanah dan akan menghilang antara 1-2 menit setelah disemprotkan.

Ternyata metode ini ditemukan Pablo Silva, mantan pemain Argentina yang pernah gagal mencetak gol di menit akhir pertandingan ketika timnya tertinggal karena pagar betis pemain lawan yang menurutnya maju 3 meter dari posisi seharusnya membuatnya gagal mencetak gol. Ketika dia mempresentasikan penemuannya kepada Sepp Blatter saat Komite FIFA di Brasil tahun 2009 lalu, Blatter terkesan dengan presentasinya & tak melarang  penggunaannya.


Share
Labels: edit post
0 Responses

Posting Komentar